Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti maraknya warga negara Indonesia (WNI) yang memilih bekerja di luar negeri sebagai indikator belum optimalnya penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Fenomena ini dinilai semakin terlihat ketika perekonomian nasional berada dalam fase perlambatan, sehingga kesempatan kerja yang layak menjadi semakin terbatas bagi sebagian masyarakat.
Menurut Purbaya, bekerja ke luar negeri kerap dipersepsikan sebagai peluang untuk memperoleh penghasilan yang lebih baik. Namun di sisi lain, kondisi tersebut juga mencerminkan adanya tantangan struktural dalam perekonomian nasional, khususnya terkait ketersediaan pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan tenaga kerja.
Ia menjelaskan bahwa pemerintah tidak menutup mata terhadap realitas tersebut. Berbagai evaluasi telah dilakukan untuk melihat akar permasalahan, mulai dari kesenjangan keterampilan tenaga kerja, keterbatasan industri padat karya, hingga dampak perlambatan ekonomi global yang turut memengaruhi pasar kerja domestik.
Sebagai langkah konkret, pemerintah saat ini tengah menyiapkan program vokasi dengan alokasi anggaran yang besar. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi masyarakat agar lebih selaras dengan kebutuhan dunia usaha dan industri di dalam negeri.
Purbaya menyampaikan bahwa program vokasi tersebut ditargetkan mulai berjalan pada tahun depan. Melalui pelatihan yang terstruktur dan berbasis kebutuhan pasar kerja, diharapkan lulusan program ini mampu terserap lebih cepat ke dalam lapangan kerja formal yang layak.
Pemerintah menaruh harapan besar agar program vokasi dapat menjadi jembatan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dengan demikian, tenaga kerja Indonesia tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh sektor-sektor produktif nasional.
Meski demikian, Purbaya menegaskan bahwa program vokasi bukanlah solusi jangka panjang. Ia menyebut kebijakan tersebut sebagai langkah sementara untuk meredam dampak keterbatasan lapangan kerja, terutama dalam situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.
Untuk jangka panjang, pemerintah menargetkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan. Target ini mencakup penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan, peningkatan produktivitas nasional, serta pemerataan hasil pembangunan.
Purbaya menekankan bahwa peningkatan kesejahteraan tidak dapat dicapai secara instan. Diperlukan konsistensi kebijakan, penguatan sektor industri, serta investasi yang berorientasi pada penciptaan nilai tambah dan penyerapan tenaga kerja di dalam negeri.
Dengan strategi jangka pendek dan jangka panjang yang berjalan beriringan, pemerintah berharap fenomena WNI bekerja ke luar negeri tidak lagi didorong oleh keterpaksaan ekonomi. Sebaliknya, masyarakat diharapkan memiliki pilihan untuk bekerja dan sejahtera di negeri sendiri dengan peluang yang semakin terbuka dan berkeadilan.

