oleh: Bayu Kurnianto (Dewan Pengawas Bhumi Literasi Anak Bangsa)
Dari Desa Negeri Katon, Lampung Timur, lahirlah seorang anak muda yang tumbuh bersama lumpur sawah, terik matahari, dan harapan keluarga sederhana. Ia adalah Deris Adrian Prasetia, sosok yang kini dikenal sebagai Putra Negeri Katon Berjiwa Tani Sejati. Bagi Deris, pertanian bukan sekedar profesi, melainkan jalan hidup yang membentuk karakter, keuletan, dan pengabdiannya kepada masyarakat tani.
Deris dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga sederhana yang menggantungkan hidup pada kerja keras dan ketabahan. Masa kecilnya dihabiskan dalam perjuangan: membantu orang tua, memahami arti kekurangan, dan belajar bahwa tanah tidak pernah mengkhianati mereka yang tekun mengolahnya. Dari pengalaman itulah tumbuh mental baja dan empati mendalam terhadap nasib petani kecil.
Sejak usia muda, Deris telah akrab dengan dunia pertanian. Ia menyaksikan bagaimana petani sering kali bekerja keras tanpa kepastian hasil, terjebak pola lama, dan kurang mendapat pendampingan. Pengalaman ini menumbuhkan tekad dalam dirinya untuk tidak sekedar menjadi petani, tetapi menjadi konco, kawan seperjuangan bagi para petani di sekitarnya. Maka lahirlah julukan Sang Konco Tani dari Negeri Katon.
Saat ini, Deris aktif mengelola berbagai komoditas pertanian. Ia menekuni budidaya singkong, jagung, buah naga, dan kakao, dengan pendekatan yang menggabungkan kearifan lokal dan inovasi sederhana yang aplikatif. Baginya, bertani harus realistis, berkelanjutan, dan mampu memberi nilai tambah bagi petani, bukan sekedar mengejar panen musiman.
Tidak berhenti pada lahan miliknya sendiri, Deris melangkah lebih jauh dengan menjadi pembina beberapa Kelompok Tani (Poktan) di Lampung Timur. Inilah peran yang mengukuhkan dirinya sebagai Penggagas Konco Tani Lampung Timur, sebuah gerakan pendampingan yang menempatkan petani sebagai subjek, bukan objek pembangunan pertanian.
Jenis kelompok tani yang ia dampingi beragam: Poktan tanaman pangan seperti singkong dan jagung, Poktan hortikultura, hingga kelompok tani kebun kakao dan buah naga. Pendampingan yang ia lakukan tidak bersifat menggurui, melainkan dialogis. Belajar bersama, mencoba bersama, dan gagal maupun berhasil bersama.
Di mata banyak petani, Deris bukan hanya pembina, tetapi Anak Muda Panutan Poktan Lampung Timur. Ia hadir di lapangan, ikut berkeringat, dan memahami persoalan riil petani: dari pengolahan lahan, pemilihan bibit, pola tanam, hingga semangat kebersamaan dalam kelompok tani.
Deris percaya bahwa kemajuan pertanian tidak selalu menuntut teknologi mahal. Inovasi, menurutnya, bisa lahir dari hal sederhana: perbaikan pola tanam, manajemen kelompok, berbagi pengetahuan, dan membangun kepercayaan diri petani. Inilah semangat Sang Konco Tani Lampung Timur. Inovatif, membumi, dan berpihak pada rakyat kecil.
Harapan besar Deris tertuju pada masyarakat tani Lampung Timur agar semakin berdaya dan mandiri. Ia ingin membimbing para petani menjadi lebih maju, tidak takut mencoba hal baru, dan mampu melihat pertanian sebagai sektor yang bermartabat serta menjanjikan masa depan bagi generasi muda desa.
Deris Adrian Prasetia adalah potret si rakyat jelata sang pencinta pertanian, anak desa yang memilih pulang ke tanah, bukan pergi meninggalkannya. Dari Negeri Katon, ia menanam bukan hanya singkong dan jagung, tetapi juga harapan: bahwa pertanian akan tetap hidup, tumbuh, dan menjadi kebanggaan bersama.


