Forum Aspirasi dan Silaturahmi Pengurus Bhumi Literasi Anak Bangsa berlangsung hangat dan konstruktif dengan kehadiran Dewan Pengawas, Ade Rizky Oktavian, S.M., M.M. Kehadiran beliau memberikan energi positif bagi seluruh peserta yang hadir dalam upaya memperkuat arah dan tata kelola organisasi.
Dalam kesempatan tersebut, Ade Rizky Oktavian menyampaikan dukungan penuh terhadap kegiatan forum yang menurutnya sangat penting untuk membangun komunikasi, memperkuat koordinasi, dan menyatukan visi seluruh pengurus Bhumi Literasi Anak Bangsa.
Ia menekankan bahwa salah satu kunci utama untuk mempercepat perkembangan organisasi adalah penerapan meritokrasi secara konsisten. Menurut Ade, organisasi akan tumbuh sehat apabila setiap individu diberikan ruang untuk berkembang berdasarkan kompetensi, kinerja, dan kontribusi nyata.
Ade juga mengingatkan bahwa para pengurus perlu menyatukan persepsi dan kembali pada prinsip dasar organisasi agar meritokrasi dapat berjalan sebagaimana mestinya. Keselarasan pemahaman antar pengurus, menurutnya, menjadi fondasi dalam menjalankan arahan Dewan Pembina.
“Jika persepsi kita sudah sama dan sejalan, maka meritokrasi bukan hanya menjadi jargon, tetapi benar-benar menjadi budaya kerja kita,” ujar Ade dalam forum tersebut. Ia menilai bahwa penyamaan persepsi merupakan langkah awal membangun SDM unggul sebagaimana yang dikehendaki Dewan Pembina.
Lebih lanjut, Ade Rizky Oktavian menyampaikan bahwa kesadaran setiap anggota terhadap posisi dan peran masing-masing dalam organisasi akan menciptakan tatanan kerja yang lebih efektif. Setiap individu diharapkan memahami kontribusi yang harus diberikan sesuai dengan kapasitas dan amanah yang diemban.
Ia menegaskan bahwa struktur organisasi bukan hanya sekedar bagan, tetapi sebuah sistem yang harus dipahami agar setiap langkah pengurus bisa selaras dengan tujuan besar Bhumi Literasi Anak Bangsa dalam mencerdaskan bangsa melalui literasi.
Menyinggung kegiatan studi banding, Ade menjelaskan bahwa apabila tiap anggota sudah memahami posisinya, maka studi banding akan memberikan manfaat yang sangat besar. “Saat kita paham siapa kita dan apa peran kita, maka setiap studi banding akan menjadi kesempatan belajar yang bernilai tinggi,” lanjutnya.
Studi banding, menurut Ade, bukan sekedar agenda kunjungan, tetapi sebuah proses observasi dan pembelajaran yang dapat memperkaya strategi organisasi. Pemahaman struktur dan meritokrasi akan membuat hasil studi banding lebih aplikatif ketika diterapkan dalam lingkungan organisasi.
Forum Aspirasi dan Silaturahmi ini diharapkan menjadi momentum bagi seluruh pengurus untuk menjaga semangat kebersamaan, memperbaiki pola kerja, dan memperkuat komitmen dalam membangun Bhumi Literasi Anak Bangsa. Dengan dorongan Dewan Pengawas dan sinergi seluruh elemen organisasi, Bhumi Literasi Anak Bangsa optimis dapat terus mencetak SDM berkualitas dan berdaya saing.

