Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc., selaku Pembina Bhumi Literasi Anak Bangsa, kembali menjadi sorotan berkat pemikirannya yang kuat dalam mendorong perkembangan sumber daya manusia Indonesia. Sikapnya yang konsisten mengampanyekan pentingnya berpikir kritis dan kemampuan problem solving menjadikannya figur penting dalam gerakan literasi nasional. Ia meyakini bahwa bangsa yang maju harus dibangun oleh generasi yang mampu menganalisis masalah secara mendalam serta melahirkan solusi inovatif sesuai bidang masing-masing.
Dalam berbagai kesempatan, Mayjen Nugraha Gumilar menekankan bahwa kemampuan berpikir kritis bukan sekadar keterampilan akademik, melainkan fondasi karakter. Menurutnya, seseorang yang terbiasa melihat masalah dari berbagai sudut pandang akan lebih siap menghadapi tantangan zaman. Hal inilah yang ia dorong untuk diterapkan dalam setiap aktivitas literasi, baik di lingkungan pendidikan, komunitas, maupun keluarga.
Sebagai pembina Bhumi Literasi Anak Bangsa, ia turut memberikan arah dan konsep penguatan literasi yang tidak hanya fokus pada membaca dan menulis. Ia menekankan literasi sebagai proses memahami kehidupan secara utuh, mulai dari literasi hati, literasi pikiran, hingga literasi tindakan. Baginya, literasi sejati tercermin dari kemampuan seseorang mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pemahaman mendalam.
Mayjen Nugraha juga dikenal memiliki ketajaman analisis dalam melihat permasalahan bangsa. Kemampuannya dalam problem solving sering menjadi rujukan bagi generasi muda maupun para pemimpin organisasi. Ia menilai bahwa setiap masalah, sekecil apa pun, dapat menjadi peluang untuk memperbaiki sistem jika ditangani dengan pola pikir yang benar. Pendekatan ini dianggap relevan untuk menguatkan mentalitas generasi masa depan.
Lebih jauh, ia mengajak anak muda untuk membangun bangsa melalui passion masing-masing. Menurutnya, kontribusi terbaik akan muncul ketika seseorang menjalani profesi atau aktivitas yang sesuai dengan panggilan hatinya. Passion yang dirawat dengan disiplin dan literasi yang kuat akan menghasilkan karya nyata yang memberi dampak besar bagi masyarakat.
Dalam pandangannya, negara tidak hanya membutuhkan pemimpin besar, tetapi juga individu-individu kreatif di berbagai sektor. Mulai dari teknologi, pendidikan, pertanian, hingga seni dan budaya, semuanya memiliki peran penting dalam membentuk wajah Indonesia di masa depan. Ia ingin generasi muda merasa memiliki ruang untuk berkarya dan memberikan sumbangsih nyata tanpa harus terjebak pada ketakutan terhadap kegagalan.
Komitmen Mayjen Nugraha Gumilar terhadap pembangunan SDM terlihat pula dari berbagai program yang ia dukung di Bhumi Literasi Anak Bangsa. Program-program tersebut dirancang untuk membuka wawasan masyarakat bahwa literasi bukan hanya proses belajar, tetapi juga proses membangun kepercayaan diri dan kemampuan berpikir yang terarah. Hal ini diyakini dapat menjadi kekuatan besar bagi perkembangan bangsa.
Sebagai tokoh militer yang dekat dengan dunia pendidikan dan literasi, dirinya menjadi contoh bahwa kecerdasan intelektual dapat berjalan selaras dengan kedisiplinan dan nilai-nilai kebangsaan. Ia menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan pola pikir yang berani, adaptif, dan kreatif untuk menghadapi tantangan global yang kian kompleks.
Kehadiran Mayjen Nugraha Gumilar memberikan warna baru dalam gerakan literasi Indonesia. Pemikirannya yang progresif memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan diri melalui belajar, berdiskusi, dan berkontribusi dalam lingkup yang mereka kuasai. Hal inilah yang diharapkan dapat mendorong tumbuhnya budaya literasi yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Dengan dukungan para tokoh, komunitas, dan masyarakat luas, gerakan literasi yang digagas Bhumi Literasi Anak Bangsa semakin mendapatkan momentum. Harapan besar tertuju pada lahirnya generasi cerdas yang mampu memecahkan masalah bangsa dengan solusi-solusi kreatif sesuai passion masing-masing, seperti yang selalu digaungkan oleh Mayjen TNI Dr. Nugraha Gumilar, M.Sc.
